.

Senin, 30 Mei 2016

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN DESA

RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PEDESAAN






BAB I
PENDAHULUAN


I.       LATAR BELAKANG
Sandang, pangan, papan adalah persoalan dasar kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Berangkat dari kondisi riil yang ada bahwa pola pembangunan yang sifatnya sektoral ternyata belum mampu mengatasi persoalan kemiskinan yang ada. Maka terkait dengan Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas sangatlah penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dari segi social maupun segi ekonomi yang diantaranya meliputi :
        Terwujudnya  masyarakat yang hidup secara harmonis dalam lingkungan yang  aman, tertib, sehat, bersih, dan produktif dengan menjunjung nilai-nilai budaya lokal adalah cita-cita tentang peradaban masyarakat perkotaan ke depan.
        Pengembangan komunitas menuju tatanan masyarakat Madani  merupakan upaya untuk  membantu penghuninya bertanggung jawab membangun hubungan-hubungan dengan komunitas yang lebih luas dan bahkan lingkungan permukiman mereka yang harmonis.
        Pengembangan komunitasnya diawali dengan memperkokoh perilaku masyarakat yang berbasis nilai-nilai universal (kebersamaan, kekeluargaan, kerelawanan,  kejujuran, dll)  serta nilai-nilai kearifan lokal sebagai modal sosial yang memperkuat tatanan komunitas dengan saling mempererat sesama anggota masyarakat, sehingga terwujud budaya warga yang  tertib, bersih, sehat dan produktif.
        Di dalam perilaku masyarakat ini, masyarakat telah mampu menciptakan pengaturan ketertiban dan keamanan lingkungan serta pengaturan kebersihan dan kesehatan lingkungan.
        Selanjutnya upaya pengembangan komunitas juga dilakukan dengan terus memperkokoh model kepemimpinan kolektif berbasis nilai (BKM) yang mampu mendorong UP-UP untuk terus mengembangkan kapasitasnya sehingga mampu menjadi pusat pelayanan masyarakat (community service center) di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial. 
        Diharapkan dengan menjadi pusat pelayanan masyarakat tersebut dapat mencapai suatu kondisi tatanan kehidupan masyarakat yang mampu untuk mengelola dan menyelenggarakan pembangunan sosial-ekonomi masyarakatnya serta mampu mengelola pembangunan lingkungan permukiman mereka secara mandiri, termasuk mampu mengakses berbagai sumberdaya yang mungkin didapat sehingga dinamika pembangunan di masyarakat dapat terus berlangsung. (community management).
        Dalam lingkungan permukiman dengan tatanan masyarakat seperti ini (community management), akan membuka peluang tumbuh suburnya daya inovasi dan kreativitas masyarakat untuk mendayagunakan sumber daya yang dimilikinya menuju kehidupan yang harmonis, baik kehidupan sosial, pertumbuhan ekonomi maupun lingkungan permukiman yang sehat, produktif, berjati diri dan berkelanjutan.  (Entrepreneurship).

Perjalanan PNPM yang ada di Dukuhjati Kidul mulai dari tahun 2007 s/d 2011 sudah merealisasikan beberapa program yang menjadi skala prioritas penanggulangan kemiskinan. Dari 17 program kegiatan yang tertuang dalam PJM Pronangkis dengan nilai total biaya Rp.1.523.500.000,- sudah teralisasi dengan dana BLM baik dari APBN maupun APBD sejumlah Rp.400.000.000,-. Jumlah KSM terbentuk di desa Dukuhjati Kidul sampai tahun 2010 (tahun terakhir) secara keseluruhan sebanyak 30 KSM dengan rincian 28 KSM di BLM Putaran I dan 3 KSM di BLM Putaran II. Dana BLM Putaran I yang dialokasikan dan telah didistribusikan di Desa ini sejumlah Rp.300.000.000,- sedangkan untuk BLM Putaran II sebesar Rp.200.000.000,- namun baru dilaksanakan Tahap I 30% Porsi APBN sebesar Rp.60.000.000,- dan Tahap II 20% Porsi APBD sebesar Rp.40.000.000,-. Kegiatan yang dilaksanakan oleh panitia dan KSM yaitu Pembangunan Prasarana Lingkungan, Kegiatan Sosial (Pendidikan, Kesehatan) dan Pengembangan Ekonomi produktif.
Secara kualitatif ada perubahan pola pikir kearah transformasi social masyarakat. Dari yang belum tahu menjadi paham tentang akar penyebab persoalan kemiskinan, untuk mengenali persoalan dan potensi, sekarang masyarakat sudah belajar untuk menemukenali persoalan-persoalan serta potensi yang ada serta merumuskan strategi penanganan masalah. Lebih lanjut, masyarakat belajar untuk menentukan jenis kebutuhan apa serta kebutuhan dana dalam menyelesaikan persoalan yang tertuang dalam PJM Pronangkis. Secara fisik ada perubahan pola hidup sehat. Dari rumah yang tidak layak huni, sebagian masyarakat dapat mengakses mendapatkan pelayanan rehab rumah tidak layak huni, pembangunan MCK Perumahan. Selain itu juga, masyarakat belajar bekerja bersama dalam mengatasi persoalan. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kepedulian dan kemandirian warga. Sebagai misal masyarakat selama ini dimanjakan dari program yang sifatnya instan, carity, dan sebagainya dan tidak mau berswadaya. Tetapi semenjak adanya PNPM masuk ke Dukuhjati Kidul, masyarakat sanggup berswadaya baik dalam bentuk tenaga, material maupun biaya.

II.      PERMASALAHAN
Struktur sosial yang terbangun di Dukuh Jati Kidul adalah masyarakat agraris dimana sebagian besar kehidupan ekonomi masyarakat ditopang dari sektor pertanian. Dari data monografi yang ada bahwa jumlah masyarakat yang hidup sebagai petani dan buruh tani kecil sejumlah 1.609 jiwa atau sekitar 37% dari jumlah total penduduk Dukuh Jati Kidul. Kemudian sebagian besar masyarakat yang lain bekerja di sektor non pertanian yaitu bekerja sebagai peternak sapi, kambing, kuda, ayam, ikan, dll. Kondisi  social ekonomi masyarakat yang dominan bisa dilihat dalam grafik dibawah ini:






Masyarakat yang bekerja sebagai peternak umumnya berada di wilayah bantaran sungai tepatnya di RW.II & III. Namun di wilayah RW yang lainpun sebagian juga banyak masyarakat yang bekerja sebagai peternak.




Kemudian jika dilihat dari grafik tersbut diatas, sebenarnya ada korelasi antara struktur social masyarakat dominan yang ada di Dukuhjati Kidul berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Maka dalam hal ini secara spesifik lebih dipertajam pembahasannya dalam dua sector yaitu sector pertanian dan peternakan.




Secara umum gambaran persoalan yang ada di Dukuhjati Kidul terkait di sector pertanian dan peternakan bisa dilihat dalam table berikut ini:

Tabel. Persoalan di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
PERSOALAN
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PETERNAKAN
1
Pola kepemilikan Lahan / Alat Produksi
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan lahan sawah dan alat-alat produksi pertanian.
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan modal usaha.
2
Strategi Mengatasi Persoalan
-        Sewa lahan & alat-alat produksi
-        Menerapkan system Bagi Hasil
-        Menjadi Buruh Tani
-        Bekerja diluar sector pertanian salah satunya adalah beternak
-        Menerapkan system Bagi Hasil
-        Menjadi Buruh di peternakan
3
Tingkat Pendapatan
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup jika mengandalkan dari sector pertanian.

4
Aksesibilitas Layanan Kesehatan
Belum bisa mengakses layanan kesehatan yang cukup memadai
Belum bisa mengakses layanan kesehatan yang cukup memadai
5
Aksesibilitas Layanan Pendidikan
Belum bisa mengakses layanan pendidikan yang layak
Belum bisa mengakses layanan pendidikan yang layak
6
Kondisi Pemukiman
Sebagian besar masyarakat tinggal di pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
Sebagian besar masyarakat tinggal di pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
7
Pola kepemilikan Lahan Pemukiman
Sebagian menyewa lahan pengairan di sepanjang bantaran sungai
Sebagian menyewa lahan pengairan di sepanjang bantaran sungai

Potensi :
Ada beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Beberapa potensi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel. Potensi di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
POTENSI
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PETERNAKAN
1
Ada 47 jiwa warga masyarakat yang bekerja menjadi petani
Ada 1.677 jiwa warga masyarakat yang bekerja di sector lain selain pertanian yang sebagian besar bekerja di sector peternakan (ternak kambing, sapi, kuda, ayam, ikan, dll.).
2
Ada 1.563 jiwa warga masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani kecil
Ada pemukiman penduduk yang jadi sentra peternakan yaitu di RW.II & III.
3
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup jika mengandalkan dari sector pertanian.
Sudah ada kelompok-kelompok peternak salah satunya adalah Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APTESI).
4
Lahan pertanian yang sangat produktif yang bisa dijadikan sebagai suplai pakan ternak sehingga bisa berpotensi untuk dikembangkan lahan pertanian organic.

5
Lahan pengairan yang belum berfungsi secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar dapat berfungsi secara optimal


Keterlibatan masyarakat Dukuhjati Kidul dalam pengambilan keputusan ikut serta dilibatkan. Hal ini tercermin dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh BKM seperti RWT, Pemilu ulang BKM, Pelatihan-pelatihan, dll.
Pola kelembagaan yang terbangun di Dukuhjati Kidul dimana hubungan kelembagaan antara BKM dengan Pemerintah Desa serta lembaga lain yang ada di tingkat desa seperti LKMD, BPD, Posyandu, dll pada dasarnya sangat baik. Salah satu indikatornya adalah pelibatan Pemerintah Desa serta lembaga lain dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh BKM. Indikator lain adalah pada saat PJM Pronangkis dijadikan rujukan dalam penyusunan RPJMdes sehingga secara otomatis Program Penanggulangan Kemiskinan terintegrasi dalam perencanaan desa.

III.       TUJUAN DAN SASARAN
Secara umum, pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas bertujuan untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari. Sedangkan tujuan khususnya adalah mewujudkan :
a.      Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya tinggal dalam sebuah lingkungan hunian/permukiman yang tertata selaras dengan lingkup pengembangan wilayah yang lebih luas serta tanggap terhadap bencana,
b.      Masyarakat yang berbudaya sehat, bersih, dan tertib dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pembangunan lingkungan secara keseluruhan,
c.      Masyarakat kreatif dan inovatif dalam melakukan proses perencanaan, pengelolaan, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan lingkungan permukiman,
d.      Tata kelembagaan kelurahan yang transparan, efektif, dan efisien dalam setiap kebijakannya menganut prinsip tata kelola pembangunan dan pemerintahan setempat yang baik (good local governance).

Kelompok sasaran dalam pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas ini meliputi (a) masyarakat kelurahan khususnya masyarakat miskin dengan BKM yang memenuhi kriteria berdaya menuju mandiri; (b) perangkat pemerintahan dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan, khususnya yang terkait dengan penataan ruang, pembangunan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pertanahan serta mitigasi bencana bersama masyarakat; (c) pihak terkait (pemangku kepentingan) di luar kelompok masyarakat kelurahan sasaran dan perangkat pemerintahan seperti: perbankan, pengusaha, Ormas, LSM, Perguruan Tinggi, asosiasi profesi, dan usaha sejenis lainnya.

IV.      RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas ini meliputi ruang lingkup wilayah yang mencakup wilayah kelurahan (makro) dan kawasan prioritas pengembangan (mikro). Namun dalam ruang lingkup kajiannya tidak hanya menghasilkan (a) Perencanaan Makro (pengembangan lingkungan permukiman kelurahan); dan (b) Perencanaan Mikro (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan kawasan prioritas); namun juga dilakukannya (c) Pemasaran Sosial RTBL berbasis komunitas; dan (d) Pelaksanaan Pembangungan Mandiri oleh Masyarakat.
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam ND Kelurahan Yosorejo dan kawasan prioritas meliputi beberapa aspek kajian dan perencanaan seperti :
-        Aspek ekonomi wilayah
-        Aspek transportasi dan sirkulasi kawasan
-        Aspek pariwisata
-        Aspek fisik lokasi
-        Aspek konservasi dan ruang terbuka hijau
-        Aspek kelembagaan
-        Aspek infrastruktur yang meliputi jaringan jalan, air bersih, drainase, pematusan, sanitasi lingkungan, dan persampahan
-        Aspek pemerintahan
-        Aspek pemasaran sosial


V.    KERANGKA DAN ALUR PIKIR PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN





VI.       KELUARAN
Hasil akhir atau keluaran dari rencana pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas di Kelurahan Dukuhjatikidul ini nantinya berupa :
a.         Rencana Pengembangan Permukiman (RPP) kelurahan dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan prioritas yang disusun secara partisipatif oleh masyarakat bersama pemerintah,
b.        Aturan tertulis tentang pembangunan/pengelolaan permukiman dan tanggap bencana yang disepakati masyarakat bersama pemerintah sebagai komitmen bersama,
c.         Unit pengelola pembangunan SEL (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan) yang handal dan mampu berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat (community services) dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya,

d.         Lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjati diri dan lestari yang dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah dan dukungan berbagai pihak dengan berbagai sumberdaya.



BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH


I.       KARAKTERISTIK WILAYAH
a.   Kondisi Georafis

Secara geografis desa Dukuh Jati Kidul berada 10m diatas permukaan air laut. Luas wilayah Desa Dukuh Jati Kidul ± 184.27 Ha, dengan ketinggian  ±10 m diatas permukaan laut. Luas wilayah yang di gunakan untuk pemukiman seluas ± 20,580 Ha dan untuk persawahan seluas ± 35,500 Ha.  Desa Dukuh Jati Kidul memiliki posisi yang berada di jalur jalan antara Depok dan Dermasuci. Adapun posisi serta batas wilayah desa bias dilihat pada gambar dibawah ini.





b.   Kondisi Demografi
Desa
:
Dukuhjati Kidul
Jumlah RW
:
4
Jumlah RT
:
17
Jumlah Dusun
:
-
Jumlah Penduduk
KK
:
916
Jiwa Pria
:
2.127
Jiwa Wanita
:
2.184
Total Jiwa
:
4.311
Pend. Dewasa
:
2.675
KK Miskin
:
592
Jiwa Miskin
:
2.365
Pagu Dana
:
300.000.000
KK Miskin Yang Terpetakan (Hasil PS) :
592

Sesuai dengan data monografi di bulan oktober 2011, jumlah Penduduk Desa  4.311 orang yang terdiri  2.127 pria dan 2.84 wanita. Jumlah kepala keluarga 916 KK. Pekerjaan dan mata pencaharian utama penduduk adalah Petani, Buruh Tani. Jumlah KK miskin di Desa ini sebanyak 592 KK. Secara rinci data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umum disajikan pada grafik dibawah ini.








II.       KONDISI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

Tingkat pendidikan merupkan salah satu factor penunjang kemajuan masyarakat. Rendahnya kesadaran masyarakat Dukuh Jati Kidul akan pentingnya pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat pendidikan. Adapun factor lain yang turut memicu rendahnya tingkat pendidikan masyarakat  Desa Dukuh Jati Kidul yaitu : Alasan ekonomi. Kurang biaya, Anak diminta /ikut bekerja dengan orang tua, tidak tahu tentang lembaga pendidikan gratis, pemahaman yang salah tentang banyak sarjana yang masih menganggur dan paradigma masyarakat akan relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Pada tabel berikut ini disajikan daftar lembaga pendidikan yang ada di Desa Dukuh Jati Kidul.






Keadaan Sarana sosial budaya di Desa Dukuh Jati Kidul dapatlah dikatakan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan meratanya sarana pendidikan dari TK / TPQ sampai dengan pendidikan dasar, ditunjang pula terdapatnya 2 buah masjid 7 mushola. Pendidikan penduduk  di suatu desa dapat menggambarkan  kualitas sumber daya manusia  masyarakat.  Semakin tinggi pendidikan penduduk dapat menggambarkan tingkat inovasi dan daya tanggap masyarakat terhadap program-program  pembangunan yang sedang dilaksanakan. Sebagian besar penduduk Desa Dukuh Jati Kidul perpendidikan rendah hanya tamat SD, yaitu sebanyak 825 orang (29,3%). Tamat Akademi / Perguruan Tinggi sebanyak 206 orang (7,4%). Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya manusia yang ada relatif kurang. Sehingga Pemerintah daerah perlu memperhatikan dalam perencanaan pembangunan di sektor pendidikan masyarakatnya untuk meningkatkan kualitas SDM. Secara rinci data mengenai penduduk menurut pendidikan disajikan pada diagram dibawah ini.





III.       KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

Usaha perekonomian masyarakat  Dukuh Jati Kidul di dominasi bidang perdagangan (35 buah), dan sebagian kecil dibidang industri. Secara rinci data jenis usaha dan sarana perekonomian disajikan pada tabel berikut ini.






Tabel. Sarana Perekonomian
No
Sarana
Jumlah
1
2
3
4
5
6
Pasar
Toko/ kios/ warung
BUUD/KUD
Koperasi Simpan Pinjam
Badan Kredit Desa
Lumbung desa
-
40
-
-
1
-
Sumber data : Monografi Desa Dukuh Jati Kidul 2010


Gambaran tentang mata pencaharian penduduk dapat dipergunakan untuk mengetahui tentang tingkat pengangguran dan kesejahteraan  mayarakat secara umum. Mata pencarian utama penduduk desa Dukuh Jati Kidul adalah sebagai petani dan buruh tani, secara rinci data jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencahariannya disajikan dalam tabel di  bawah ini. 






IV.       KONDISI FISIK LINGKUNGAN

Dukuh Jati Kidul merupakan salah satu desa wilayah kecamatan Pangkah yang terletak paling barat dan berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan Sragi, karena letaknya cukup terpencil maka pembangunan infrastruktur di wilayah ini agak tertinggal dari desa - desa lainya. Secara rinci daftar sarana dan prasarana yang ada di Desa Dukuh Jati Kidul disajikan pada tabel berikut ini.





Sementara itu di bidang sarana perumahan, Desa Dukuh Jati Kidul masih sedikit tertinggal dari desa – desa tetangganya, di Dukuh Jati Kidul masih terdapat beberapa rumah yang tidak layak huni dan rumah yang tidak memiliki instalasi MCK. Daftar mengenai tipe rumah berserta jumlahnya disajikan pada tabel berikut.

V.       IDENTIFIKASI STRUKTUR, POLA, DAN FUNGSI RUANG
Pola kepemilikan :
Ada tiga pola kepemilikan lahan yang ada di Dukuh Jati Kidul yaitu tanah milik perorangan, tanah milik kas desa dan lahan milik dinas pengairan.
Pola pemanfaatan :

Struktur tata ruang yang ada di desa dukuh Jati Kidul selain kawasan merupakan kawasan pemukiman penduduk sebesar 51.5ha, sebagian besar merupakan lahan pertanian sebesar 45ha dan lahan tegalan sebesar 76ha. Selain itu ada lahan juga yang dimanfaatkan untuk tambak ikan yang dikelola oleh Dinas Kelautan Perikanan Dan Kelautan kab. Tegal. Sebesar 1.5ha. Pola pemanfaatan lahan tanah kas desa digunakan sebagai lahan pertanian sebesar 9.5ha dan berupa tanah kering sebesar 0.5ha. Kemudian selain lahan milik perorangan dan tanah kas desa, ada lahan milik dinas pengairan sebesar 10ha yang sebagian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian namun kurang berfungsi secara maksimal.














BAB III
KONSEP DAN GAGASAN
PENGEMBANGAN WILAYAH


I.       KONSEP DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH
Struktur sosial yang terbangun di Dukuh Jati Kidul adalah masyarakat agraris dimana sebagian besar kehidupan ekonomi masyarakat ditopang dari sektor pertanian. Dari data monografi yang ada bahwa jumlah masyarakat yang hidup sebagai petani dan buruh tani kecil sejumlah 1.609 jiwa atau sekitar 37% dari jumlah total penduduk Dukuh Jati Kidul. Kemudian sebagian besar masyarakat yang lain bekerja di sektor non pertanian yaitu bekerja sebagai peternak sapi, kambing, kuda, ayam, ikan, dll. Masyarakat yang bekerja sebagai peternak umumnya berada di wilayah bantaran sungai tepatnya di RW.II & III. Namun di wilayah RW yang lainpun sebagian juga banyak masyarakat yang bekerja sebagai peternak.
Persoalan :
Persoalan yang muncul adalah bahwa tingkat pendapatan masyarakat yang bekerja di sector pertanian sangat minim terutama bagi para petani kecil dan buruh tani kecil. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor tidak memiliki alat produksi sendiri terutama tanah sawah yang akan digarap sehingga untuk bisa menggarap sawah, masyarakat masih harus menyewa lahan sawah. Selain itu, lemahnya aksesibilitas masyarakat petani atas alat produksi yang lain seperti alat-alat pertanian, obat-obatan, pupuk, bibit/benih, sehingga masih sangat ketergantungan terhadap pihak pabrik. penghasilan didapat setiap masa panen. Hal tersebut diataslah yang menyebabkan kondisi kehidupan masyarakat kurang dari layak mengingat cost produksi yang dikeluarkan untuk biaya pertanian sangat besar namun penghasilan pada saat musim panen sangat minim. Sebagai sebuah strategi untuk mempertahankan hidup, di sela-sela masa tanam, masyarakat bekerja diluar sector pertanian seperti halnya berdagang kecil-kecilan, menjadi buruh bangunan, beternak, dll. Muncul persoalan lagi ketika masyarakat hendak bekerja di sector pertanian (misal sebagai peternak), masyarakat tidak memiliki modal ketrampilan dan modal usaha yang dibutuhkan. Seandainya masyarakat memiliki modal usaha untuk beternakpun masih belum mencukupi biaya hidup apalagi untuk bisa mengakses layanan pendidikan, kesehatan serta tinggal dalam kondisi lingkungan yang layak. Hal ini terbukti dengan masih banyak warga yang tinggal di daerah bantaran sungai dengan kondisi rumah tinggal yang kuran layak. Persoalan-persoalan inilah yang perlu mendapat penanganan secara serius. Secara ringkas persoalan terkait sector pertanian dan sector peternakan bisa dilihat table berikut:

Tabel. Persoalan di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
PERSOALAN
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PETERNAKAN
1
Pola kepemilikan Lahan / Alat Produksi
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan lahan sawah dan alat-alat produksi pertanian.
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan modal usaha.
2
Strategi Mengatasi Persoalan
-        Sewa lahan & alat-alat produksi
-        Menerapkan system Bagi Hasil
-        Menjadi Buruh Tani
-        Bekerja diluar sector pertanian salah satunya adalah beternak
-        Menerapkan system Bagi Hasil
-        Menjadi Buruh di peternakan
3
Tingkat Pendapatan
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup jika mengandalkan dari sector pertanian.

4
Aksesibilitas Layanan Kesehatan
Belum bisa mengakses layanan kesehatan yang cukup memadai
Belum bisa mengakses layanan kesehatan yang cukup memadai
5
Aksesibilitas Layanan Pendidikan
Belum bisa mengakses layanan pendidikan yang layak
Belum bisa mengakses layanan pendidikan yang layak
6
Kondisi Pemukiman
Sebagian besar masyarakat tinggal di pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
Sebagian besar masyarakat tinggal di pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
7
Pola kepemilikan Lahan Pemukiman
Sebagian menyewa lahan pengairan di sepanjang bantaran sungai
Sebagian menyewa lahan pengairan di sepanjang bantaran sungai


Potensi :
Ada beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Beberapa potensi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
-       Ada 47 jiwa warga masyarakat yang bekerja menjadi petani
-       Ada 1.563 jiwa warga masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani kecil
-       Ada 1.677 jiwa warga masyarakat yang bekerja di sector lain selain pertanian yang sebagian besar bekerja di sector peternakan (ternak kambing, sapi, kuda, ayam, ikan, dll.).
-       Ada pemukiman penduduk yang jadi sentra peternakan.
-     Lahan pertanian yang sangat produktif yang bisa dijadikan sebagai suplai pakan ternak sehingga bisa berpotensi untuk dikembangkan lahan pertanian organic.
-     Sudah ada kelompok-kelompok peternak salah satunya adalah Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APTESI).
-     Lahan pengairan yang belum berfungsi secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar dapat berfungsi secara optimal

Secara singkat potensi yang ada Dukuhjati Kidul Bisa dilihat dalam table berikut ini:
Tabel. Potensi di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
POTENSI
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PETERNAKAN
1
Ada 47 jiwa warga masyarakat yang bekerja menjadi petani
Ada 1.677 jiwa warga masyarakat yang bekerja di sector lain selain pertanian yang sebagian besar bekerja di sector peternakan (ternak kambing, sapi, kuda, ayam, ikan, dll.).
2
Ada 1.563 jiwa warga masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani kecil
Ada pemukiman penduduk yang jadi sentra peternakan yaitu di RW.II & III.
3
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup jika mengandalkan dari sector pertanian.
Sudah ada kelompok-kelompok peternak salah satunya adalah Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APTESI).
4
Lahan pertanian yang sangat produktif yang bisa dijadikan sebagai suplai pakan ternak sehingga bisa berpotensi untuk dikembangkan lahan pertanian organic.

5
Lahan pengairan yang belum berfungsi secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar dapat berfungsi secara optimal


Berangkat dari persoalan dan potensi yang ada di Dukuh Jati Kidul maka gagasan ide yang hendak dibawa dalam pengembangan kawasan adalah Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global.
Ada beberapa prinsip yang menjadikan kenapa harus Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global diantaranya adalah sebagai berikut:
-       Semangat Kebersamaan
Persoalan kemiskinan bukan persoalan individu melainkan persoalan system social yang sudah terbangun sejak lama. Maka suatu hal yang mustahil jika persoalan kemiskinan hanya dilakukan oleh masin-masing individu. Untuk itu dalam mengatasi persoalan kemiskinan butuh semangat kebersamaan, gotong-royong, saling membantu satu sama lain. Factor inilah yang menuntut adanya partsipasi masyarakat secara keseluruhan.
-       Sustainibilitas Program
Pengelolaan ternak secara terpadu akan berdampak pada keberlanjutan program terhadap sector pertanian demikian juga sebaliknya.
-       Kemandirian & Kesejahteraan
Menumbuhkembangkan kelompok usaha bersama di sector Pertanian, Peternakan dan Perdagangan demi menuju cita-cita bersama dalam membangun tatanan social masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
-       Kearifan Lokal
    Penataan lingkungan yang sehat berbasis pada kondisi lokal masyarakat desa Dukuh Jati Kidul sehingga tidak menimbulkan dampak sosial.





II.       VISI DAN MISI PENGEMBANGAN KAWASAN DUKUH JATI KIDUL
Visi pengembangan kawasan :
Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global.

Misi pengembangan kawasan :
1.      Membangun serta meningkatkan Kesadaran Masyarakat menuju Pola Pikir Yang Mandiri
2.      Menumbuhkan Partisipasi masyarakat dengan membangun kelompok usaha masyarakat.
3.      Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia serta Mengoptimalkan Potensi Sumber Daya Alam Yang Ada.
4.      Penguatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat Yang Sudah ada di Dukuh Jati Kidul.
5.      Menumbuhkan Budaya Hidup Sehat Dan Budaya Belajar Masyarakat Dengan Cara Melakukan Penataan Pemukiman Kumuh.
6.      Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dengan Cara Membangun Infrastruktur Penunjang Perokonomian Masyarakat di Sektor Peternakan, Pertanian Dan Perdagangan.
7.      Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan membangun budaya sehat, budaya belajar dan penguatan peran perempuan dalam pembangunan.

II.      SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN
Berangkat dari persoalan dan potensi yang ada di Dukuh Jati Kidul maka gagasan ide yang hendak dibawa dalam pengembangan kawasan adalah Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global. Untuk merealisasikan konsep tersebut maka perlu adanya scenario rancangan pengembangan kawasan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Membangun Pola Pikir Masyarakat yang Mandiri.
2.         Menumbuhkan Partisipasi masyarakat dengan membangun kelompok usaha masyarakat.
3.         Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang terampil.
4.         Penataan Pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai yang merupakan sentra peternakan.
5.         Penataan Lahan bantaran sungai yang tdk produktif menjadi Sentra Peternakan
6.         Pengelolaan Kotoran Ternak menjadi Bio Gas sebagai salah satu solusi penanganan limbah sekaligus mengatasi krisis energy.
7.         Pengelolaan Kotoran Ternak menjadi Pupuk Organik sebagai salah satu solusi penanganan limbah sekaligus sebagai jawaban atas persoalan petani agar tidak ketergantungan dengan pihak pabrik.
8.         Penataan Lahan sawah dan lahan tegalan yang berkelanjutan sehingga tidak ketergantungan dari pihak pabrik dengan membangun pertanian organik.

9.         Penataan pasar tradisional sebagai pusat ekonomi masyarakat Dukuh Jati Kidul.






BAB IV
PROFIL BKM DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DESA


I.       PROFIL BKM SIDA MULYA
I.a.      Visi Dan Misi BKM Sida Mulya
BKM Sida Mulya  dibentuk melalui Rembug Pembentukan BKM pada tanggal 07 November 2007, diaktanotariskan pada pada notaris Farah Fauziah tanggal 17 November 2007 nomor 105 , dengan masa bhakti BKM selama 2 tahun dan telah melakukan pemilihan ulang pada tanggal 16 November 2009 yang dihadiri oleh 68 peserta. Dalam rembug tersebut juga terpilih 13 orang sebagai anggota Pimpinan Kolektif BKM periode 2009 - 2011, yang terdiri dari 9 pria dan  4 wanita dengan profesi dan latar belakang pekerjaan antara lain PNS, Pegawai Swasta, dan Pedagang. Saat ini Koordinator BKM dijabat  oleh Bambang Sulastomo.
Visi BKM :
Visi BKM mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan tatanan keserasian hubungan antar sesama masyarakat maupun masyarakat dengan lingkungan
Misi BKM :

Misi BKM terbangun kapital sosial dengan menumbuhkan kembali nilai nilai kemanusiaan, memperkokoh kapital  sosial dan menggalang solidaritas serta kesatuan sosial sesama warga diwilayahnya agar saling bersinergi dan bekerjasama demi kebaikan, kepentingan dan kebutuhan bersama serta akhirnya akan memperkuat kemandirian masyarakat menuju tatanan masyarakat yang madani.






Selanjutnya BKM memfasilitasi Rembug Penyepakatan dan Penetapan Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis), yang disepakati pada tanggal 20 Desember 2010.
Visi PJM Pronagkis:
Menurunkan angka kemiskinan menjadi 10%  dan memberdayakan masyarakat pada tahun 2013.
Misi PJM Pronagkis:
1       Mengajak seluruh potensi Desa Dukuh Jati Kidul untuk bersama-sama dan beritikad baik dalam membangun Desa  yang mandiri menuju kesejahteraan bersama.
2       Membantu pembangunan ekonomi dengan konsep pemberdayaan dan menunjang pelaksanaan kegiatan pemberdayaan bermitra dengan BUMN, Swasta, Perbankan maupun gerakan koperasi dan luar negeri.
3       Memberikan dan menumbuhkan peran terutama masyarakat marginal untuk terlibat aktif penyelesaian persoalan kemiskinan.
4       Membantu para KK miskin untuk memiliki jiwa Wira Usaha Baru (WUB), berwawasan luas dan lingkungan yang sehat.

I.b.      Serapan Dana di Masyarakat
      Jumlah KSM terbentuk di desa Dukuhjati Kidul sampai tahun 2010 (tahun terakhir) secara keseluruhan sebanyak 30 KSM dengan rincian 28 KSM di BLM Putaran I dan 3 KSM di BLM Putaran II. Dana BLM Putaran I yang dialokasikan dan telah didistribusikan di Desa ini sejumlah Rp.300.000.000,- sedangkan untuk BLM Putaran II sebesar Rp.200.000.000,- namun baru dilaksanakan Tahap I 30% Porsi APBN sebesar Rp.60.000.000,- dan Tahap II 20% Porsi APBD sebesar Rp.40.000.000,-. Kegiatan yang dilaksanakan oleh panitia dan KSM yaitu Pembangunan Prasarana Lingkungan, Kegiatan Sosial (Pendidikan, Kesehatan) dan Pengembangan Ekonomi produktif.












I.a.      Pola Kelembagaan yang terbangun di Dukuhjati Kidul
Pola kelembagaan yang terbangun di Dukuhjati Kidul dimana hubungan kelembagaan antara BKM dengan Pemerintah Desa serta lembaga lain yang ada di tingkat desa seperti LKMD, BPD, Posyandu, dll pada dasarnya sangat baik. Salah satu indikatornya adalah pelibatan Pemerintah Desa serta lembaga lain dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh BKM. Indikator lain adalah pada saat PJM Pronangkis dijadikan rujukan dalam penyusunan RPJMdes sehingga secara otomatis Program Penanggulangan Kemiskinan terintegrasi dalam perencanaan desa.

I.b.      Prestasi yang pernah diraih

Sejak berdirinya BKM Sida Mulya di tahun 2007 hingga saat ini, prestasi yang pernah diraih oleh BKM adalah mendapat peringkat ke-II tingkat kabupaten pada BKM Award tahun 2010.






I.a.      Kemitraan Program Penanggulangan Kemiskinan
Sejak berdirinya BKM Sida Mulya hingga saat ini belum ada kemitraan yang terbangun. Namun sebagai sebuah proses pembelajaran, BKM Sida Mulya pernah mendapatkan program PAKET di tahun 2009 dengan alokasi dana sebesar Rp.97.500.000,- yang digunakan untuk kegiatan pembangunan jalan aspal desa.

I.b.      Kesiapan BKM Dalam Rencana Pengembangan Kawasan Desa

Diluar BKM, secara eksternal ada supporting system dari berbagai pihak terkait seperti Pemerintah Desa Dukuhjati Kidul hingga Kecamatan sampai pada Pemerintah Daerah kabupaten Tegal. Keterlibatan pemerintah desa secara langsung sejak tahapan identifikasi potensi dan permasalahan hingga perumusan gagasan pengembangan wilayah memberikan andil yang sangat besar. Demikian pula dengan keterlibatan aparatur pemerintah daerah dari Dinas terkait yang dalam hal ini Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan serta Bappeda yang turut mendampingi dan memberikan konsultasi teknis selama berlangsungnya proses penyusunan konsep pengembangan kawasan pedesaan merupakan bukti keseriusan dan dukungan Pemerintah Kabupaten Tegal agar desa Dukuhjati Kidul benar-benar dapat mewujudkan impiannya menjadi desa yang mandiri. Keterlibatan forum LPM, PKK dan Karang Taruna menjadi bagian tak terpisahkan dalam serangkaian proses penyusunan proposal, terutama dalam hal validasi dan crosscheck atas fakta data lapangan guna lebih menguatkan analisis yang ada.





Berangkat dari proses yang telah ada serta mendahului, maka BKM Sida Mulya desa Dukuhjati Kidul menyatakan kesanggupannya untuk bermitra dan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Tegal dan juga Dinas terkait, Pemerintah Desa Dukuhjati Kidul serta lembaga-lembaga lain baik Dinas maupun instansi, swasta dan juga lembaga-lembaga tingkat desa lainnya. Termasuk dalam hal pengelolaan program kedepan, BKM sanggup untuk mengelola kegiatan Pengembangan Kawasan Desa secara partisipasi, transparan, akuntable, visioning dan responsip/proaktif. Dengan cara pelibatan segenap lapisan masyarakat menjadi tumpuan harapan keberhasilan Program Pengembangan Kawasan Desa. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) yang selama ini menjadi advocator BKM merupakan salah satunya. Secara structural kaum perempuan merupakan kaum yang termarginalkan. Untuk itu dalam membangun sebuah gerakan dimasyarakat dalam konteks penanggulangan kemiskinan, penuh dengan syarat pelibatan kaum perempuan. Sebagai misal BKM dalam merealisasikan program yang hendak dicapai yaitu menjadikan Dukuhjati Kidul sebagai sentra ternak yang sehat berbasis pada kearifan local, kaum perempuan bisa dilibatkan dalam pemberian pakan ternak atau penanaman rumput sebagai persediaan pakan ternak.
Sejak berdirinya BKM Sida Mulya di tahun 2007 hingga saat ini, prestasi yang pernah diraih oleh BKM adalah mendapat peringkat ke-II tingkat kabupaten pada BKM Award tahun 2010. Hal tersebut disebabkan karena dilihat dari ketiga aspek baik dari segi kelembagaan, segi program dan segi pengelolaan keuangan sangat baik. Dari segi kelembagaan BKM, sangat solid. Salah satu indikatornya adalah tingkat kehadiran anggota BKM lebih dari 75%. Kemudian keterlibatan kaum perempuan dalam rapat-rapat pengambilan keputusan juga aktif. Kemudian kalau dari segi program, sudah sangat bagus dengan ditandai adanya sinergitas antara PJM Pronangkis dengan RPJMdes. Sedangkan jika dilihat dari segi pengelolaan keuangan yang ada di UPK dan Sekretaris bisa dilihat dalam diagram dibawah ini.








Konsep gagasan perencanaan pengembangan kawasan pedesaan ini disusun pada akhir tahun 2011 dan belum mendapat dukungan dana untuk merealisasikannya. Semoga tulisan ini dapat ditangkap oleh pihak-pihak terkait dan memberikan dukungan baik dalam bentuk supporting system ataupun dalam kontek penggalangan dana agar konsep pengembangan kawasan pedesaan di Desa Dukuh Jatikidul dapat terrealisasikan.

Terima Kasih…
Salam Desa Mandiri…


Kenalkan PRODUKMU pada DUNIA
Maka DUNIA akan mengenal PRODUKMU

Ingin pasarkan PRODUKMU…?
Ingin iklan GRATIS…?
Kontrak Iklan SELAMANYA…?

Kirimkan artikel produkmu di
Melalui email : 



1 komentar:

  1. Informasi bagus di sini, saya ingin berbagi dengan Anda semua pengalaman saya mencoba mendapatkan pinjaman untuk memperluas Bisnis Pakaian saya di Malaysia. Sangat sulit pada bisnis saya turun karena penyakit kecil saya waktu singkat maka ketika saya sembuh saya membutuhkan dana untuk mengaturnya lagi bagi saya untuk memulai jadi saya bertemu Mr Benjamin seorang petugas konsultan pinjaman di Le_Meridian Funding Service. Dia bertanya saya tentang proyek bisnis saya dan saya katakan kepadanya saya sudah memiliki One dan saya hanya perlu pinjaman 200.000,00 USD dia memberi saya formulir untuk diisi dan saya juga dia bertanya kepada saya tentang ID Valid saya dalam beberapa hari. Mereka melakukan transfer dan pinjaman saya diberikan . Saya benar-benar ingin menghargai upaya di sana juga mencoba untuk memberikan ini kepada siapa pun yang mencari pinjaman bisnis atau masalah keuangan lainnya untuk Menghubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di Email: lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. Ia juga tersedia di WhatsApp Contact: +1 -9893943740.

    BalasHapus